SangKancil: Eh, tidak boleh, harimau. Kalau aku palu gong ini, bermakna aku tidak jujur. Harimau: Kalau begitu, biarlah aku yang memalunya. Sang Kancil terdiam seketika tetapi berasa sungguh lega. Harimau telah termakan helahnya. Sang Kancil: Baiklah, harimau. Jika kamu hendak memalu gong raja ini, biarlah aku pergi jauh dari sini. Gajahyang Baik Hati. Contoh cerita fabel yang keempat tentang gajah yang baik hati, sebagai berikut. Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan hewan lainnya seakan terbakar. Mereka takut dengan kulit Harimau yang dikenakan Kuda itu. "Tolong, ada Harimau! Lari, cepat lari!" teriak salah satu Kaubilang aku lemah?" Ucap Raja harimau . Melihat suasana mulai memanas Raja gajah langsung menghentakkan kakinya ketanah hingga membuat tanah bergetar dan berkata"Diam kalian berdua ini adalah wilayahku!" Ucap Raja Gajah dengan mengkerutkan keningnya. Hal itu membuat Raja Singa dan Raja Harimau pun terdiam, mereka tahu kalau mereka sedang tidak diwilayah kekusaan mereka. Lalu Raja Singa maju kehadapan Raja Gajah, "apa tujuanmu mempertemukan kami disini?" Bacajuga: Cerita Fabel Gajah dan Beruang Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah yang Mengajarkan Pentingnya Menjadi Seorang Pemimpin Bijaksana. Harimau Terjebak Jala yang Dipasang Manusia. Betapa senang si tikus ketika mendengar jawaban itu. "Terima kasih banyak, Tuan Harimau yang bijaksana. Aku berjanji suatu hari nanti akan membalas kebaikanmu itu. Sangharimau merasa tidak adil dan marah, akhirnya ia menerkam kerbau dan tumpukan makanannya menjadi bertambah. Setelah itu harimau menunjuk gajah untuk membagi makanannya. Akhirnya karena harimau merasa masih kurang akhirnya ia juga menerkam gajah. Harimau tersebut serakah karena merasa kekurangan makanan dan menerkam kedua temannya tadi. Contohcerita Fabel si Kancil dan Harimau. Tapi ditengah jalan tiba-tiba si Kancil dikejutkan dengan suara geraman yang sangat keras dan menakutkan. Dari balik semak-semak keluar seekor Harimau yang sangat besar dengan Taring giginya yang besar dan tajam itu. Kancil pun menyadari kalau dirinya sedang dalam bahaya, tapi dengan tenang kancil CeritaMbah Loreng dan Bentuk Penghormatan Orang Jawa kepada Harimau. RK. Rizky Kusumo. 15 Juli 2021 20.00 WIB • 6 menit. Ada masanya ketika harimau tidak dianggap semata-mata sebagai ancaman. Bahkan, keberadaannya dianggap berperan dalam menjaga ketentraman desa yang bersangkutan. Ceritadongeng Beruang dan Harimau ini memiliki pesan moral yang baik dan bisa kamu ajarkan kepada buah hati tersayang. Bahwa seharusnya kamu harus menjadi seseorang yang memiliki kebaikan hati dan sifat pemaaf seperti halnya keluarga Beruang yang tetap memaafkan Harimau meskipun hewan buas itu sudah menculik anak mereka dan berniat memakannya. Karenaaku hanya binatang yang kecil yang sering terancam oleh harimau, singa, serigala, dan binatang lainnya." Jawab sikancil "Benar begitu kancil?" sahut gajah. "Dan sekarang apakah kau sudah sadar dan berjanji tidak akan menipu, menjahili, dan tidak akan berbuat perbuatan yang merugikan binatang-binatang lain??" tanya gajah "Benar pak gajah, betul. Sudahlah harimau, memang kita hidup harus saling tolong menolong" Kata si gajah Meskipun si gajah adalah binatang yang sangat kuat, akan tetapi ia tidak sombong dan tetap rendah hati. Dan gajah pun meneruskan perjalanannya. Didalam perjalanannya gajah kemudian bertemu dengan seekor kancil yang sedang asik menikmati mentimun. Suatuhari harimau mendengar bahwa ada hewan yang lebih hebat darinya yaitu gajah. Maka harimau mencari gajah kedalam hutan. Saat bertemu dengan gajah, harimau pun mulai berkata kasar padanya. "Aku mendengar bahwa kau lebih hebat dariku gajah. Badanmu memang besar, tapi pasti tidak selincah aku saat berlari. Gajahsumatra (bahasa Latin: Elephas maximus sumatranus) adalah subspesies dari gajah asia yang hanya berhabitat di Pulau Sumatra.Gajah sumatra berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah india.Populasinya semakin menurun dan menjadi spesies yang sangat terancam. Sekitar 2000 sampai 2700 ekor gajah sumatra yang tersisa di alam liar berdasarkan survei pada tahun 2000. CeritaKepunahan Harimau. Jika dalam berbagai dongeng anak-anak, harimau dikisahkan sebagai si raja hutan yang sombong dan dzalim yang akhirnya kalah oleh kecerdikan atau kebaikan hati binatang-binatang lain, maka pada kenyataannya tidak demikian. Dari tiga sub-spesies harimau yang pernah dimiliki Indonesia, dua sub-spesies yang sudah punah, Pancatantradengan bentuk cerita berbingkai menurunkan ciri yang sama pada Tantri Kamandaka Jawa Kuno se- hingga di dalam kisah Dewi Tantri dengan Raja Eswaryapala dan Akukuat, besar dan selalu menjadi pusat perhatian. Berbeda sekali denganmu yang kecil dan sering tak dianggap," tutur Gajah. Semut pun memilih diam saja. Tiba-tiba gajah menyemburkan air ke semut, membuat semut itu berenang mati-matian di genangan tersebut. "Kau hampir membunuhku gajah sombong!" teriak semut kecil. dooVA. Adik-adik yang baik, kali ini Dongeng Anak akan bercerita dengan judul dongeng gajah yang baik hati. Dongeng untuk anak ini dibagi menjadi Dua Seri, dan ini adalah bagian dongeng seri pertama. Yuk adik-adik kita baca ceritanya. Pada suatu hari, ada seekor gajah yang sangat baik hatinya. Ia bertubuh tinggi, besar dan juga sangat kuat. Memiliki gading yang besar dan belalai yang sangat panjang pula. Ia pun suka membantu dan memberi makan kepada binatang lain yang sedang kelaparan. Bukan hanya itu Si Gajah pun suka memberikan pertolongan kepada binatang-binatang lain yang sedang kesusahan. Dongeng anak judul gajah dan harimau Dalam dongeng ini sigajah melakukan perjalanan yang sangat jauh, melewati sungai dan hutan rimba. Ketika Ia melewati hutan ia bertemu dengan seekor harimau yang malang. Tubuh siharimau itu tertindih dahan pohon, melihat sigajah lewat harimau pun meminta pertolongan kepada si gajah. "Gajah... oh gajah, tolonglah aku gajah," teriak siharimau Dan sigajah pun menghampiri siharimau yang malang itu dan dengan sigap mengangkat dahan pohon yang menindih siharimau dengan belalainya yang kuat. "Terimakasih oh gajah, jika kau tidak segera datang dan menolongku, mungkin aku sudah mati karena tertindih batang pohon yang besar itu. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih gajah." Ucap siharimau "Iya.. harimau, kau harus bersyukur karena bisa selamat dan kau hanya mengalami luka yang ringan." Sahut gajah "Benar sekali gajah, untung kau lewat sini. kalu binatang lain yang lewat belum tentu bisa mengangkat batang pohon yang besar itu. Sekali lagi aku benar-benar berterima kasih kepada mu gajah" Kata harimau "Sudahlah harimau, memang kita hidup harus saling tolong menolong" Kata si gajah Meskipun si gajah adalah binatang yang sangat kuat, akan tetapi ia tidak sombong dan tetap rendah hati. Dan gajah pun meneruskan perjalanannya. Didalam perjalanannya gajah kemudian bertemu dengan seekor kancil yang sedang asik menikmati mentimun. "Perutku sekarang sudah sangat kenyang, dan aku ingin minum. Aku harus segera mencari air untuk minum." kata kancil berbicara sendiri setelah menghabiskan mentimun yang ia petik Sikancil pun beranjak pergi ke arah sungai untuk minum. Akan tetapi setelah sampai ditujuan, sungai itu kering tidak ada air sedikit pun untuk membasahi tenggoorokannya yang sudah mulai kering. Sikancil pun berkeliling hutan untuk mencari air minum. Tetapi ia merasa kecewa karena setelah ia berkeliling ke sungai-sungai, rawa dan danau semuanya kering, tidak ada air sedikit pun. Ia pun berpikir sejenak, "Dimana lagi aku bisa mendapatkan air untuk minum," gerutu sikancil sendiri. Ia teringat masih ada satu tempat lagi yang belum ia kunjungi yaitu sebuah kolam besar yang terletak ditengah hutan. "Sekarang aku harus segera pergi kekolam besar itu, mungkin saja aku disana bisa mendapatkan air untuk ku minum." gerutu sikancil didalam hati Baca Juga Dongeng Lainnya Sikancil pun mulai berjalan ketengah hutan, tempat dimana kolam besar itu berada. Sesampainya di kolam yang dimaksud ternyata benar saja dugaan sikancil, masih ada air dikolam tersebut. "Ternyata benar dugaan ku, masih ada air dikolam ini," gumam sikancil Sebenar nya kolam itu sangat kecil. Tetapi karena musim kemarau air dikolam itu pun surut dan hanya tinggal setengahnya, hingga seperti terlihat kolam yang besar. Karena sikancil merasa gembira bisa mendapatkan air minum, tanpa pikir panjang lagi ia pun langsung terjun kedalam kolam tersebut dan meminum air sepuas-puasnya. tenggorokannya yang tadinya kering kini sudah basah kembali, tenaganya pun sudah mulai pulih dan badannya sudah menjadi segar kembali. Kancil tidak menyadari bahwa tindakannya masuk kedalam kolam itu adalah sangat ceroboh, Ia tidak berfikir bagaimana caranya ia bisa naik kembali ke atas daratan. Sudah beberapa kali sikancil berusaha memanjat dari dalam kolam tersebut, tetapi ia tidak bisa sampai keatas. Tag Dongeng anak, dongeng anak bergambar, dongeng gajah, dongeng kancil, dongeng harimau, dongeng fabel, cerpen, cerpen fabel, cerita pendek, dongeng edukatif Takengon ANTARA - "Kalau berburu itu hasilnya instan, dapat, jual, terima duit. Dulu saya masih SMP sudah menangkap harimau, kulitnya saya jual," tutur Muslim. Muslim 34 adalah warga Kampung Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh. Terlahir sebagai penduduk desa terpencil, di kawasan pinggiran hutan Karang Ampar di Dataran Tinggi Gayo, lelaki ini mewarisi keterampilan beruburu dari para orang tua terdahulu di desanya. Bahkan kakek, paman, dan ayahnya pun adalah seorang pemburu. Maka jadilah Muslim seorang anak lelaki tangguh di tengah rimba. Dia siap berhadapan dengan kebuasan harimau atau badak, dan juga tak gentar menghadapi kekuatan gajah liar di habitatnya. "Dulu semua orang di desa ini kehidupannya memang berburu, memang itu tradisi mereka. Kakek saya dulu pernah cerita, dia berburu badak. Dia ke hutan dapat badak, dia ambil sumbu badak, dia jual," tutur pria ini. Cerita Muslim tentang tradisi berburu orang-orang di desanya, termasuk dirinya, mengalir begitu saja saat ia dikunjungi oleh tim WWF bersama awak media selama tiga hari, pada 3-5 November 2020. Ayah tiga anak ini bahkan blak-blakan tentang kisah masa lalunya yang pernah dipenjara di tahun 1999, akibat menangkap harimau dan menjual kulitnya. Saat itu dia bahkan masih berusia 13 tahun. "Saya waktu kecil memang sering ikut berburu. Tahun 1999, saya ikut paman saya, kami menangkap harimau," ujarnya. "Kami pasang jerat dan kami dapat harimau besar. Jadi waktu itu saya yang jual Kulit harimau. Tapi waktu saya antar ke pembeli, saya dibekuk, rupanya ada yang mengikuti saya, polisi, dari Polres Aceh Tengah," kisah Muslim. Namun karena saat itu ia masih berusia 13 tahun dengan status pelajar SMP, hukuman yang dijatuhkan padanya masih terbilang ringan, yaitu penjara selama 21 hari. "Karena saya masih anak di bawah umur. Waktu itu juga kan masih konflik di Aceh ini," kata dia. Itulah sekilas kisah lelaki kelahiran tahun 1986 tersebut. Namun itu hanyalah cerita masa lalu. Muslim kini hanyalah seorang mantan pemburu. Dia dan masyarakat desanya kini sudah memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian satwa di alamnya, khususnya terhadap satwa dilindungi. Selain tidak lagi berburu, Muslim kini bahkan aktif berperan sebagai pelindung flora fauna di desanya. Jadi tak hanya melestarikan satwa, tapi juga menjaga ekosistem hutan agar selamat dari pembalakan liar. Kegiatan itu dilakukannya bukan tanpa alasan, bermula dari kemunculan gajah-gajah liar yang mulai sering mendatangi wilayah desanya, hingga akhirnya menimbulkan konflik dengan warga di desa itu. Kawanan gajah kerap menyebabkan kerusakan rumah-rumah warga dan lahan-lahan pertanian di sana. Sedangkan korban di kubu hewan dilindungi itu juga tak terhindarkan. Muslim mengatakan, pada tahun 2016, ditemukan satu gajah mati akibat keracunan pupuk di areal perkebunan warga di desanya. Sedangkan di tahun 2017, kata dia, satu gajah kembali ditemukan mati juga di areal perkebunan warga di desa itu, namun kali ini akibat ditembak oleh pelaku perburuan gading gajah. *Bersahabat dengan gajah Muslim menyadari bahwa hal itu tak boleh dibiarkan berlarut. Akhirnya dia pun bertekad untuk bisa mengatasi persoalan tersebut. Dan memilih satu cara, yaitu bersahabat dengan gajah. Bersama para pemuda di desanya, Muslim membentuk tim khusus yang kelak dinamakan Tim Pengaman Flora Fauna atau disingkat TPFF. Tapi awalnya tim yang beranggotakan para relawan desa ini, hanya memiliki tujuan untuk selalu siap siaga menjaga wilayah desa mereka dari kehadiran kawanan gajah liar, sebelum akhirnya juga menambah peran untuk melindungi kelestarian kawasan hutan desa mereka dari ancaman perambahan. "Awalnya tim kami ini tidak punya nama. Sejak gajah liar mulai sering memasuki wilayah desa kami, di tahun 2016 kami membentuk tim ini. Tujuannya untuk menjaga kampung, menghalau atau menggiring gajah keluar dari kampung," tutur Muslim. Menurutnya kehadiran tak diharapkan kawanan gajah liar itu bukan hanya menjadi masalah bagi warga di desanya, tapi juga desa tentangganya, yaitu Kampung Bergang. Karena itu ia turut mengajak warga Kampung Bergang untuk ikut bergabung bersama tim yang ia bentuk, menjalankan pratoli demi menjaga wilayah kedua desa agar aman dari potensi kerusakan, baik itu kerusakan rumah-rumah warga atau lahan-lahan pertanian, oleh kehadiran kawanan gajah. Tapi yang menarik di sini adalah seluruh relawan dalam tim tersebut merupakan mantan para pemburu di kedua desa itu. "Kami sengaja mengajak mantan-mantan pemburu ke dalam tim ini, agar punya kegiatan yang lebih positif. Kalau dia orang tua, kami jadikan penasehat," kata Muslim. "Jadi ada 12 orang dari Kampung Bergang dan 12 orang dari Karang Ampar. Totalnya 24 orang anggota tim ini," sebutnya. Namun keberadaan tim tersebut kata Muslim sempat tak bertahan lama. Hal itu dipicu oleh kembali terjadinya pembunuhan gajah liar di tahun 2017. Satu gajah betina dewasa ditemukan mati dengan luka tembak dan kehilangan kedua gading. Gajah tersebut ditemukan sudah membusuk di areal perkebunan warga di desa Karang Ampar pada 17 Juli 2017. "Jadinya tim sempat bubar, karena kami semua diperiksa polisi waktu itu. Tapi saya tidak menyerah, saya coba kumpulkan lagi seluruh anggota," tutur Muslim. Barulah di tahun 2018, kata Muslim, tim ini kembali bersatu dan menyamakan tekad, untuk berkomitmen menjadi relawan desa, menjadi penyelamat satwa, dan melindungi kawasan hutan di desa mereka. Dan di tahun itu pula, tim ini resmi memiliki nama, yaitu disepakati dengan nama Tim Pengaman Flora Fauna TPFF Karang Ampar-Bergang. Selain lahir kembali, saat itu tim bersama para tokoh masyakat dan pemuda di kedua desa, juga membuat kesepakatan bersama untuk menghentikan dan melarang perburuan satwa secara menyeluruh yang bisa berdampak pada kelestraian dan kerusakan lingkungan, seperti diantaranya melarang perburuan burung dan penangkapan ikan menggunakan racun di sungai-sungai. "Tapi kami tidak bisa melarang perburuan tradisional, karena sudah menjadi tradisi warga di sini. Seperti pada saat ada cara tertentu di desa, maka warga pergi untuk berburu rusa, hasilnya untuk dimakan bersama," kata Muslim. Tapi Muslim mengaku, saat ini kesadaran warga di desanya untuk bisa lebih menjaga ekosistem kawasan hutan dan satwa di sana sudah sangat menggembirakan. Terbukti, hasil kerja kerasnya itu banyak dilirik dan mendapat apresiasi dari banyak pihak. Beberapa kali Muslim menerima undangan untuk menjadi pembicara pada forum-forum konservasi yang konsen pada isu-isu penyelamatan lingkungan. Bahkan di tahun 2019, pria desa ini ikut diundang ke sebuah forum perdamaian internasional di Paris, Prancis. Di sana dia berbicara dihadapan banyak pegiat lingkungan dan tokoh perdamaian dunia tentang bagaimana kondisi di desanya kini yang kian bersahabat dengan alam. Dari dulunya sebagai desa pemburu, kini menjadi desa konservasi. "Saya tidak pernah menyangka akan diundang ke Prancis untuk menjadi pembicara," ucap Muslim. Tapi perjuangan Muslim dan warga di desanya belumlah berakhir. Cita-cita untuk menjadikan Karang Ampar dan Bergang sebagai kawasan tujuan ekowisata gajah liar belumlah sepenuhnya terwujud. Saat ini mereka sedang berupaya mengajukan pengelolaan lahan seluas 800 hektare untuk dapat dijadikan kawasan konservasi atau habitat bagi gajah-gajah liar tersebut dengan pemenuhan pakan di dalamnya. Nantinya kawasan itu akan ditanami dengan aneka tumbuh-tumbuhan yang disukai oleh gajah. "Agar nanti gajah-gajah ini tidak lagi mendatangi kebun warga. Dan kalau sudah terpusat di sana, itu akan menjadi kawasan ekowisata. Pengunjung bisa datang kapan saja melihat gajah di sana," tutur Muslim. Ya, semoga saja harapan itu segera terwujud. Kini seluruh warga desa bahkan semua pihak yang peduli terhadap kelestarian lingkungan, menaruh harapan besar pada Muslim dan timnya. Warga desa tak akan sanggup jika harus sendiri-sendiri menghadapi kawanan hewan bertubuh besar itu yang setiap saat bisa berada di areal perkebunan dan rumah-rumah warga. Setidaknya itulah alasan Feri 30, mau bergabung dengan tim yang dibentuk oleh Muslim. "Memang kami awalnya sendiri-sendiri mengusuir gajah ini. Itu yang kami rasakan tidak sanggup. Dengan adanya tim ini sekarang kami sudah kerja gotong royong, jadi lebih efektif," kata Feri. "Dan sekarang sudah banyak sekali perubahan di desa kami, banyak sekali, gak sama seperti dulu. Masyarakat sudah sadar bahwa lingkungan dan hutan harus dijaga. Siapa yang jaga, ya kami sendiri, gak mungkin orang lain," ujarnya. Selain Feri, anggota relawan TPFF lainnya adalah Masmiko 42. Dia menuturkan bahwa sekarang warga di desanya termasuk dirinya sendiri sudah bisa bersahabat dan berdampingan dengan gajah. Ayah empat anak ini mengaku banyak belajar dari pengalaman, bahwa semakin dimusuhi, kawanan hewan berbelalai itu akan semakin membuat ulah. "Ya sebisa mungkin kami menghalau gajah-gajah ini agar tidak masuk ke kebun kami. Tapi kalau pun mereka datang, kami sudah ikhlas, harus berbagi dengan mereka," ujarnya. Kawasan desa Karang Ampar dan Bergang merupakan kawasan subur nan permai. Warga di kedua desa ini menanam kopi, durian, pinang, dan langsat. Semuanya tumbuh dengan baik, memberi keberkahan rezeki pada seluruh warga desa. Walau di tengah pandemi COVID-19 saat ini, warga tetap semangat menjalani kehidupan mereka dengan bertani dan menciptakan ketahanan pangan sendiri di desanya. Anak-anak di kedua desa juga tetap bersekolah dengan menerapkan protokol kesehatan pada SDN 17 Ketol di desa Karang Ampar. Semua terlihat damai, khas suasana pedesaan. Sementara, gajah-gajah liar di kawasan ini juga kian bersahabat dengan warga desa. Awalnya memang dianggap hama, tapi kini sudah dipandang sebagai teman, untuk bisa hidup saling berdampingan. Satwa lainnya yang menjadikan kawasan hutan Karang Ampar dan Bergang sebagai habitat juga bisa hidup lebih tentram di dalamnya. Species harimau sumatera misalnya, tak lagi harus bertemu pemburu yang sewaktu-waktu mengancam kelangsungan hidupnya. Kini semua damai di dalamnya. Kekayaan flora fauna di hutan hujan tropis itu pun kian terjaga. Jaya terus tim relawan desa. Jaga hutan, gajah, dan harimau sumatera. Untuk kelak masih bisa dilihat oleh anak cucu kita. Kehidupan satwa langka dan dilindungi di Riau, makin mengkhawatirkan. Satu contoh di Suaka Margasatwa Balai Raja, data WWF Riau, ada 25 gajah pada 2014. Setahun terakhir, hanya lima sampai tujuh gajah terpantau. Awal Oktober ada gajah mati dan terjerat di Riau. Masih bulan sama, Polair Polda Riau menangkap seorang pelaku yang menguasai blangkas di Kepenghuluan Panipahan Laut, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir. Pada 24 Oktober 2019, konflik harimau dan manusia juga terjadi di Bentang Kerumutan, masuk Indragiri Hilir. Wahyu Kurniadi, asal Aceh bekerja di perusahaan kontraktor, PT Kencholin Jaya, rekanan perusahaan hutan tanaman industri, PT Riau Indo Agropalma RIA, tewas diterkam harimau dari belakang dan dibawa lari. Konflik manusia dan harimau selain Wahyu juga menimpa M Amri, pekerja PT RIA di kanal sekunder 41, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir, pada 23 Mei lalu. Pada Agustus, giliran Darmawan asal Sumatera Selatan, diterkam di konsesi PT Bhara Induk, juga lansekap Kerumutan. Tahun lalu, harimau Bonita, di kantong Kerumutan juga merenggut dua nyawa, Sumiati dan Yusri. Nasib satwa langka, dan dilindungi makin menyedihkan di Riau. Habitat makin terdesak, konflk dengan manusia, sampai perburuan untuk perdagangan. Pada Oktober saja, banyak kejadian suram bagi satwa di Riau. Minggu pertama Oktober, gajah Dita mati dalam kubangan parit pembatas kebun masyarakat di Suaka Margasatwa Balai Raja, Kecamatan Mandau, Bengkalis. Gajah betina usia 25 tahun ini, ditemukan sudah membusuk. Isi perut berserakan. Sejak 2014-2018, Dita dalam pengawasan medis Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Riau, karena tak punya tapak kaki sebelah kiri bagian depan setelah terkena jerat. Baca juga Harimau Terkam Buruh Kebun Sawit di Riau, Apa Kata Mereka? Hasil pemeriksaan makroskopis post mortem, menyatakan, Dita mengalami pembengkakan hampir semua tubuh. Tak ada tanda-tanda kekerasan fisik maupun keracunan. Hasil patologi anatomi atau bedah bangkai, menyatakan, telapak kiri alami kematian jaringan dengan diameter 26 cm, otot tulang metacarpal sampai scapula mengalami peradangan sepanjang 245 cm dan jaringan sudah mengalami nekrosa. Organ paru-paru, jantung, hati, usus besar dan halus maupun ginjal mulai lisis dan nekrosa. Dalam lambung terdapat sedikit sisa pakan. Diagnosa tiga dokter BKSDA Riau dari hasil nekropsi dan pemeriksaan patologi anatomi, menyimpulkan, Dita alami peradangan seluruh tubuh karena infeksi atau septikemia/sepsis. BKSDA Riau mendata, selain Dita juga ada satu gajah betina dewasa dan satu anak gajah lain di SM Balai Raja. Data WWF Riau, gajah mati bukan hanya Dita. Pada 2016, dua gajah betina dewasa mati karena sakit dan kesetrum pagar listrik warga yang melindungi kebun. Syamsidar, WWF Riau, mengatakan, gajah di SM Balai Raja ada 25 pada 2014. Setahun terakhir, hanya lima sampai tujuh gajah terpantau. Selain Dita, ada Seruni, Rimba, Getar, Codet dan Bara. Empat hari di PLG Minas, Togar, mulai nafsu makan dan aktif. Dia diberi buah-buahan dan tumbuhan hijau. Foto Suryadi/ Mongabay Indonesia Seminggu kemudian, jerat hewan kembali mengancam anak gajah jantan yang belum genap satu tahun. Kaki depan sebelah kiri luka cukup dalam dan agak genting karena nilon. Anak gajah itu meronta-ronta dalam kubangan air sebelum ditangani BKSDA Riau, 15 Oktober 2019. Perkiraan BKSDA Riau, anak gajah terlilit jerat selama dua hari. Kondisi kian lemah setelah tim penyelamat berhasil melepas jerat sekitar pukul Usia gajah masih muda dan kekuatan masih rendah, tim langsung mengevakuasi ke Pusat Latihan Gajah PLG Minas. Suharyono, Kepala BKSDA Riau, mengatakan, anak gajah itu tertinggal dari rombongan di konsesi PT Arara Abadi, Distrik Melibur, Desa Lubuk Umbut, Kecamatan Sungai Mandau, Siak. Mereka tak ingin kejadian seperti Dita terulang kembali bila diobati di alam lepas. Dia menamai anak gajah itu, Togar dan menunjuk Sahron Sianipar, petugas di PLG Minas, sebagai pengasuh. Togar adalah rombongan gajah SM Giam Siak Kecil. Pertamakali tiba, kondisi Togar sangat mengkhawatirkan. Kulit seperti mengelupas, lemah, tak nafsu makan dan sulit bergerak. Empat hari kemudian, barulah tanda-tanda membaik dan aktif. Togar mau diajak jalan meski pincang. Sudah nafsu makan. Sahron memberinya tebu, pepaya, jagung dan tumbuhan hijau lain. Togar doyan minum air gula merah. Tiap pagi dan sore, dokter BKSDA juga beri antibiotik, obat merah dan salap pada luka di kaki Togar. “Makanan bernutrisi menambah stamina dan mempercepat pemulihan luka bekas jerat. Lagi pula, gajah itu belum genap setahun, masih menyusu,” kata Sahron. Selang seminggu, giliran Polair Polda Riau menangkap seorang pelaku yang menguasai blangkas di Kepenghuluan Panipahan Laut, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir. Polair Polda Riau menyita blangkas dari 15 fiber di gudang Boymin. FotoL Suryadi/ Mongabay Indonesia Irfan atau Ipay, diamankan polisi karena mengemas blangkas mati ke dalam 15 fiber di gudang milik Boymin. Satwa dilindungi berdasarkan UU Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistem itu hendak diselundupkan ke Malaysia. Irfan tinggal di Kecamatan Tanjung Balai, Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara. Setelah diamankan, Irfan dan barang bukti langsung diangkut ke Bagansiapiapi dan meneruskan perjalanan ke Pekanbaru dengan pengawalan polisi. Pengakuan Irfan, seperti disampaikan Dirpolair Polda Riau Badaruddin, saat pemusnahan barang bukti, blangkas itu dibeli dari masyarakat dengan kisaran harga dalam keadaan mati. Irfan dapat untung tiap satu blangkas setelah dikirim ke Malaysia. Di sana, blangkas akan diterima Buyung, sebagai penampung. Badaruddin mengimbau, masyarakat tak memperdagangkan blangkas atau tindakan lain yang dapat memusnahkan satwa itu. Sosialisasi itu juga disampaikan di Dumai dan Pulau Rupat, daerah paling banyak ditemukan blangkas. “Blangkas bermanfaat untuk masyarakat karena bersihkan laut, mengurai sampah dan memakan kotoran,” katanya. Konflik harimau dan manusia Konflik harimau dan manusia juga terjadi 24 Oktober 2019 di Indragiri Hilir, Riau. Wahyu Kurniadi, asal Aceh bekerja di perusahaan kontraktor, PT Kencholin Jaya rekanan perusahaan hutan tanaman industri, PT Riau Indo Agropalma RIA, diterkam harimau dari belakang dan dibawa lari. Pria 19 tahun ini bersama empat teman berada di areal kerja PT Ria petak RIAE 021301, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir. Teman-temannya sempat mengejar harimau yang membawa lari Wahyu. Naas, Wahyu meninggal dunia dengan empat gigitan di sekitar tengkuk. Baca juga Cerita Warga Dusun Sinar Danau yang Terteror Harimau Bagian 1 Wahyu ditemukan oleh teman-temannya sekitar pukul Dia langsung di bawa ke camp sebelum diperiksa di UPT Puskesmas Pelangiran sekitar pukul Malam itu juga, Tim Pengamanan BKSDA Riau langsung ke lokasi, menenangkan masyarakat dan minta keterangan perusahaan. Sebelumnya, tim koordinasi dengan Polsek Pelangiran dan Polres Indragiri Hilir untuk mengetahui kebenaran peristiwa itu. Tim juga menganalisa lokasi kejadian dengan peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya. Termasuk menerima masukan dari pihak lain. Bonita, setelah berhasil dievakuasi. Foto Facebook KLHK Suharyono bilang, hasil analisa jadi keputusan pertimbangan kelestarian kantong harimau di SM Kerumutan. Sejak awal Oktober, Rayo Ketua RT38 Sinar Danau, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, kirim surat ke bupati. Surat itu ditembuskan ke 11 instansi termasuk BKSDA Riau. Dia minta, bupati ambil tindakan tegas mengatasi keresahan warga yang melihat harimau saat mencari ikan di sungai. Tangkap ikan jadi terganggu. Mereka resah dan tak ingin ada korban lagi. Kekhawatiran itupun terjadi dan menimpa Wahyu. Kematian Wahyu menambah korban mangsaan harimau di lansekap Kerumutan tahun ini. Pada 23 Mei, harimau menerkam M Amri, pekerja PT RIA di kanal sekunder 41, Desa Tanjung Simpang, Pelangiran, Indragiri Hilir. Pada Agustus, giliran Darmawan asal Sumatera Selatan, diterkam di konsesi PT Bhara Induk, juga lansekap Kerumutan. Tahun lalu, harimau Bonita, di kantong Kerumutan sudah merenggut dua nyawa, Sumiati dan Yusri. Bonita, harimau yang diketahui merenggut nyawa dua orang itu mau tidak mau harus dievakuasi BKSDA. Tahun ini, BKSDA Riau tak evakuasi, kata Suharyono, karena wilayah itu memang rumah harimau. “Lansekap Kerumutan kantong harimau di Riau. Tak bijak mengevakuasi harimau dari rumahnya,” katanya, seraya bilang, akan evaluasi menyeluruh atas kejadian konflik manusia dan harimau, yang berulang. Keterangan foto utama Gajah Dita ditemukan dalam keadaan busuk di Riau. Foto Suryadi/ Mongabay Indonesia Gajah Togar ditemukan meronta-ronta setelah dua hari kaki kirinya terkena jerat nilon di areal konsesi PT Arara Abadi. Foto Suryadi/ Mongabay Indonesia Artikel yang diterbitkan oleh Halo, Sara K, terima kasih sudah bertanya pada Roboguru. Kakak bantu jawab, ya. Jawaban soal di atas adalah D. Untuk memahami alasannya, simak pembahasan berikut. Fabel adalah bentuk narasi, biasanya menampilkan hewan yang berperilaku dan berbicara sebagai manusia, menyampaikan pelajaran moral dan seringkali dirumuskan secara eksplisit di bagian akhir. Dalam KBBI, fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan hewan, berisi pendidikan moral dan budi pekerti. Struktur Cerita Fabel Sama seperti teks lainnya, fabel memiliki struktur tersendiri. Fabel dimulai dari orientasi, menuju ke komplikasi, lalu klimaks, dan berlanjut ke resolusi serta koda. Orientasi adalah bagian awal di suatu cerita. Di bagian ini, ada pengenalan tokoh, latar waktu, latar tempat, serta watak tokoh. Kemudian, teks fabel dilanjutkan dengan komplikasi. Di bagian komplikasi, ada hubungan sebab dan akibat sehingga muncul masalah. Komplikasi dimulai dari saat munculnya masalah hingga masalah mencapai puncak/klimaks. Biasanya, komplikasi terjadi akibat kepribadian salah satu tokoh yang bertentangan dengan tokoh lain. Setelah komplikasi mencapai klimaks, barulah masuk ke bagian resolusi. Masalah yang terjadi pada komplikasi dapat diselesaikan di sini. Lalu, teks fabel ditutup dengan koda yang menjelaskan pelajaran apa yang bisa diambil dari cerita tersebut. Koda bisa juga merupakan nilai moral dari pengarang yang tidak disampaikan secara eksplisit. Dari cerita diatas, dijelaskan bahwa sebelum bertemu gajah, sang kerbau menemui harimau terlebih dahulu. sehingga dapat dipastikan bahwa paragraf sebelumnya pasti menjelaskan kerbau yang mencari gajah untuk menemaninya mencari makan. hal tersebut diperjelas dengan pernyataan "Tetapi sebelum bertemu gajah." Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.

cerita gajah dan harimau